Strategi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam melalui pengolahan dan pemurnian menjadi produk setengah jadi atau produk jadi sebelum diekspor.
Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, meningkatkan pendapatan negara, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Contoh Pemberian Nilai Tambah :
1. Pengolahan bijih nikel menjadi feronikel atau nikel matte, pengolahan bauksit menjadi alumina dan aluminium.
2. Pengolahan biji kakao menjadi coklat, pengolahan kelapa sawit menjadi berbagai produk turunan seperti oleofood, oleochemical, dan biodiesel.
3. Pengolahan kayu gelondongan menjadi produk kayu olahan, pengolahan karet menjadi ban, dan pengolahan ikan menjadi produk olahan ikan.
Indonesia memiliki cadangan batubara besar namun berkalori rendah, sehingga perlu terobosan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah kualitas produk berbasis batubara.
Sementara untuk nikel, Indonesia terbesar di Dunia dengan kualitas prima.
Sehingga sangat berharga dikembangkan untuk produk batere Lithium, selain untuk stainless steel seperti selama ini dilakukan.
Saat ini untuk capaian rencana Nilai Tambah batubara hingga tahun 2030 akan ada sebanyak 11 perusahaan tambang batubara yang akan melakukan kegiatan added value, diantaranya yakni PT Megah Energi Khatulistiwa, PT Thriveni, dan PT Bukit Asam yang sudah berproduksi untuk menghasilkan semi kokas dan briket.
Sedangkan komoditas nikel terdapat 353 UUP (Ijin Usaha Pertambangan), dengan jumlah smelter sebanyak 148 unit.